Kamis, 16 September 2010

Kafe Menjadi Lokasi Pertemuan Para Pembisnis

Minum kopi telah menjadi tren gaya hidup kosmopolitan. Tempat ngopi kini dibuat sedemikian rupa agar nyaman. Fenomena global ini dapat dilihat di mancanegara, termasuk di Jakarta.
Kafe menjadi lokasi baru pertemuan bisnis Minum kopi atau “ngopi� di pusat-pusat perbelanjaan dan perkantoran di Jakarta kini sudah menjadi tren dan gaya hidup metropolitan. Pengunjung yang membanjiri gerai-gerai minum kopi di mal-mal seantero Ibukota bukan lagi fenomena baru. Orang rela antre demi secangkir kopi yang harganya empat sampai lima kali lipat dibandingkan harga secangkir kopi di warung-warung kopi pinggir jalan. Gerai Starbucks, Coffee Club, Coffee Bean And Tea Leaf, Segafredo Espresso dan Java Bay menjadi tujuan para penikmat kopi.

Gerai Coffee Bean dan Coffee Club, menawarkan tren minum kopi di mal dan perkantoran. Namun di antara semuanya, Starbucks merupakan gerai minum kopi yang paling berhasil menjadi ikon gaya hidup metropolitan. Gerai Starbucks di Plaza Senayan Jakarta, misalnya, setiap hari selalu ramai dikunjungi penikmat kopi. Sambil menikmati secangkir kopi yang harganya sekitar Rp 25.000, pengunjung bisa duduk santai di sofa sambil membaca buku atau majalah. Diiringi musik lembut, pertemuan dengan teman-teman dan kolega biasa dilakukan. Bahkan ada banyak pengunjung yang ngopi sambil menyelesaikan pekerjaan dengan laptopnya.

Ngopi di mal dan perkantoran lebih sering dilakukan selepas jam kantor. Sambil menunggu kemacetan berkurang, para pekerja kantoran biasanya kongkow di gerai-gerai ngopi. Apalagi sejak aturan three in one diberlakukan, orang-orang lebih suka ngopi sampai jam 19.00, saat jam three in one usai.

Di Indonesia, kongkow untuk minum kopi sebenarnya juga biasa dilakukan di warung-warung kopi, dengan harga segelas kopi tak lebih dari Rp 2.000. Namun tentu saja dilakukan oleh masyarakat kelas bawah. Kebiasaan ngopi sambil ngobrol di kafe-kafe pinggir jalan bahkan sudah lama menjadi kebiasaan orang Perancis. Di Amerika Serikat, Starbucks menjadi pionir tren kongkow sembari ngopi.

Setelah ngopi menjadi tren gaya hidup kosmopolitan, pengusaha dan pengelola pusat perbelanjaan yang jeli melihat peluang, kini mulai berinovasi untuk menarik pengunjung.

Gerai Starbucks di Gedung Skyline, Jalan MH Thamrin, misalnya, kini resmi beroperasi selama 24 jam untuk orang-orang yang biasa hang out sampai pagi. Sedangkan di Starbucks Plaza Senayan, pengunjung sudah berdatangan sebelum mal tersebut buka. Kebiasaan pekerja kantoran yang membawa laptop sembari ngopi mendorong pengusaha untuk menyediakan teknologi internet nirkabel di dalam gerai.

Sarapan di gerai ngopi pun kini bukan hal yang aneh lagi. Coffee Bean, misalnya, menyediakan paket khusus sarapan pagi dengan harga antara Rp 25.000 dan Rp 32.000 per porsi. Yang membedakan gerai kopi ini dengan lainnya adalah tempat ini juga menyediakan teh, pasta, sandwich dan salad.

Siang hari, gerai ngopi juga banyak didatangi pengunjung yang biasanya melakukan meeting atau pembicaraan bisnis. Sedangkan malam hari hingga dini hari, pengunjungnya sebagian besar mereka yang suka clubbing.

Boleh dibilang ngopi di mal tak jauh berbeda dengan kebiasaan nongkrong di warung-warung kopi. Namun sesuai dengan perkembangan zaman, lokasi ngopi pun berubah menjadi lebih elit. Pengusaha melakukan berbagai inovasi baik dari segi peracikan kopi maupun pelayanannya. Hal ini sengaja dilakukan untuk membidik konsumen dari kelas menengah atas. Harga secangkir kopi pun naik berkali lipat.

Melihat potensi pasar yang begitu besar, gerai-gerai minum kopi dari luar negeri merambah Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. Sebagai kosmopolitan yang menghalalkan kapitalis masuk, Jakarta menjadi kota yang menarik bagi investor asing. Konsekuensinya, fenomena global yang bisa ditemukan di belahan dunia lain, dari Tokyo, Singapura, New York, hingga Paris, juga dapat ditemukan di Jakarta. Tren ngopi di berbagai mal Jakarta pun kini menjadi bagian dari fenomena global.

Sumber : beritaindonesia
Lihat juga :
The cafe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar