Minggu, 21 November 2010

Citarasa Jamur Pun Selain Lezat Juga Eksotis

Jamur, jenis tumbuhan yang identik dengan tanaman yang kaya kandungan klorophil karena kurang mampu mengembangbiakkan diri lewat proses photosintesis. Namun, jamur memiliki kemampuan menyerap nutrisi dari beragam material yang ada di sekitarnya untuk bertahan hidup. Di pasaran ada begitu banyak variasi jamur yang aman dikonsumsi. Nama, jenis, ukuran, warna, dengan tekstur yang indah hingga yang paling aneh. Dengan kelembutannya yang memesona hingga penampilannya yang paling vulgar.

Lepas dari penampilannya, jamur sangat disukai lantaran kelezatan serta kandungan nutrisinya yang relatif lengkap. Citarasa jamur juga sangat lezat, bahkan menyamai kelezatan dan kekenyalan daging ayam atau sapi. Jamur, bukan saja diolah menjadi tumisan sayur, sup, atau salad, selain disuguhkan sebagai cemilan yang sehat. Jamur berukuran besar, misalnya jamur portobello, jamur khas Italia berbentuk bulat mirip jamur payung ini berdiameter relatif besar, sehingga bisa diisi dengan beragam isian, kemudian dipanggang matang.

Citarasa jamur pun selain lezat juga dikenal sangat eksotis. Jamur morel, jamur chanterelle, dan jamur tiram adalah beberapa contoh. Bentuk dan ukuran jamur liar ini sangat indah dan memiliki ukuran serta diameter relatif besar dibanding jenis jamur lainnya. Daging jamurnya pun kenyal dan kaya serat. Mereka yang tengah berdiet, banyak menjatuhkan pilihan menu pada jamur.

Lantaran jamur mengandung 90 persen air dan hanya secuil kalori. Kandungan lemak dan karbohidratnya sangat rendah dan jauh dari kolesterol. Protein dan vitamin (B, C, D, A) menambah keunggulan jamur. Mengolah jamur butuh ketelatenan, karena saat proses memasak kandungan vitamin pada jamur bisa mudah rusak. Beberapa jenis jamur bisa ditemukan tumbuh sepanjang tahun. Misalnya jamur portobello, shitake, cremini dan jamur tiram. Sementara jamur porcini, morel, chanterelle, hanya ditemukan dalam musim-musim tertentu saja.

Beberapa jamur jenis ini memang jarang ditemukan di Indonesia, ada yang diimpor dan bisa ditemukan di sejumlah pasar swalayan terkemuka saja. Ada yang dalam kondisi segar, namun lebih banyak yang ditemukan dalam kondisi sudah dikeringkan. Tidak terlalu susah untuk memilih jamur yang baik. Untuk jamur segar, pilih jamur yang masih segar, warna dan teksturnya belum berubah, dagingnya tetap lembut dan kenyal. Pastikan tak ada warna cokelat di bagian bawah tudung jamur ataupun tepian tudung yang menandakan jamur sudah mulai layu.

Untuk jamur yang sudah dikeringkan, pastikan jamur dikemas dalam kemasan yang tidak cacat, meski hanya seukuran lubang jarum. Kemasan yang cacat akan memengaruhi citarasa jamur saat diolah. Jamur bisa disimpan di dalam lemari es, namun jangan dicucinya. Sebaiknya jamur tak dikemas dalam plastik saat akan disimpan dalam lemari es. Jamur akan bertahan tiga hingga empat hari dalam lemari pendingin.

Cara terbaik menikmati kelezatan jamur adalah dengan mengolahnya secepat mungkin dan tanpa transit di dalam lemari es. Jika tidak, gunakan saja jamur dalam kemasan kaleng atau jamur yang sudah dikeringkan. Mengolah Jamur Jangan memotong jamur jika tak segera diolah menjadi masakan.

Sebaiknya jangan memakai air untuk membersihkan jamur dari kotoran, karena air akan merusak citarasa dan tekstur jamur. Cukup gunakan sikat bergigi lembut untuk menyingkirkan kotoran dan tanah yang menempel di badan jamur. Jika terpaksa, gunakan air sesedikit mungkin dan segera keringkan dengan serbet kertas.

Untuk jamur kering, lembutkan dengan cara mencelupkannya dalam air panas atau kaldu ayam selama 30 menit, baru kemudian keringkan sisa air atau kaldu dengan menggunakan serbet kertas. Atau, cuci jamur jika masih terdapat sisa tanah atau kotoran yang terselip di antara badan jamur, kemudian keringkan dan olah seperti biasa.


* metrogaya
Lihat juga : burger, tamani, sandwich

Tidak ada komentar:

Posting Komentar