SATE AYAM PONOROGO: DARI BUNG KARNO HINGGA RHOMA IRAMA
Ditulis oleh sate ponorogo pawon ratu jakarta
Presiden pertama kita Bung Karno memang penggila sate ayam. Konon selang beberapa jam setelah memproklamasikan kemerdekan RI, beliau ketemu tukang sate ayam dalam perjalanan pulang. Dan tanpa ragu dihentikannya tukang sate tersebut. Tidak kurang 60 tusuk sate ayam disantapnya, di sebuah gang di Jakarta, di pinggir got…Image
Sate Mbah Tukri Masuk Istana
Pada tahun 1960-an, pada sebuah kunjungan kerja ke Ponorogo, Bung Karno diajak mampir oleh pejabat setempat untuk mencoba sate ayam Ponorogo Mbah Tukri Sobikun. Beliau kontan jatuh hati. Sejak itu, seminggu sekali pada hari Jum’at, Sabtu atau Minggu, sate ayam Mbah Tukri terbang ke Jakarta, masuk istana negara. Seorang pejabat di Lanud Iswahyudi Madiun ditugasi khusus untuk mengurusi penerbangan sate ayam ini. Sejak itu sate ayam Ponorogo “resmi” menjadi menu istana negara. Pak Harto dan Mbak Mega adalah juga penggemar beratnya.
Pada tahun 1960-an, pada sebuah kunjungan kerja ke Ponorogo, Bung Karno diajak mampir oleh pejabat setempat untuk mencoba sate ayam Ponorogo Mbah Tukri Sobikun. Beliau kontan jatuh hati. Sejak itu, seminggu sekali pada hari Jum’at, Sabtu atau Minggu, sate ayam Mbah Tukri terbang ke Jakarta, masuk istana negara. Seorang pejabat di Lanud Iswahyudi Madiun ditugasi khusus untuk mengurusi penerbangan sate ayam ini. Sejak itu sate ayam Ponorogo “resmi” menjadi menu istana negara. Pak Harto dan Mbak Mega adalah juga penggemar beratnya.
Catatan sejarah menyebutkan sejak tahun 1900-an sate ayam Ponorogo sudah dikenal orang. Beberapa bupati dan para petinggi perkebunan di Jawa Timur pada jaman kolonial sudah menjadi penggemar sate ayam ini. Hingga tahun 2007 tercatat paling tidak 3 legenda “seniman” sate ayam Ponorogo, yakni Mbah Tukri Sobikun, Pak Bagong dan Pak Siboen. Masing-masing membawa “gagrak”, genre, pada pengolahan dan cita rasa akhir sate ayamnya. Namun, secara garis besar ada kesamaannya, yakni bumbu kacang nan lembut dan harum plus cara pembakaran yang berulang.
13 Rempah dalam Bumbu Kacangnya
Apa sebenarnya rahasia dari warisan kuliner kuno Jawa yang bernama sate ayam Ponorogo ini hingga membuatnya menjadi sajian yang paripurna dalam cita rasa? Jawabannya adalah penanganan yang total: mulai dari ayam, bumbu kacang, bumbu rendaman hingga cara pembakarannya, dari awal hingga akhir.
Mula-mula ayam dibersihkan dan dicuci bersih dengan air jeruk, setelah itu dikupas kulit dan lemak-lemaknya. Daging ayam kemudian disayat tipis-tipis memanjang agar bumbu bisa lebih meresap. Bumbu kacangannya terdiri tidak kurang dari 13 bahan rempah, mulai dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, jinten, daun jeruk dan seterusnya. Semua dibakar, tidak digoreng. Kacangnya sendiri harus dipilih kacang lokal, dan untuk menghilangkan rasa getirnya, mata kacang harus dibuang satu-satu. Bayangkan…
Proses pembakaran satenya sendiri dilakukan berulang-ulang. Tidak kurang melewati 4 bumbu rendaman! Namun, dengan cara ini dihasilkan sate ayam yang luar biasa harum dan gurih. Tekstur daging ayamnya pun masih tampak, coklat kekuningan. Kebanyakan sate ayam Ponorogo, karena direndam gula asem, mampu bertahan 2 hari tanpa masuk kulkas,
Warisan Resep Otentik
Sampai hari ini pun, Mbak Mega jika ziarah ke makam ayahandanya di Blitar, atau jika Bang haji Rhoma Irama sowan ke salah satu kyai di Kediri pasti akan mampir ke warung Pak Siboen. Sementara sate ayam Mbah Tukri kini sudah go national dengan format besekan…
Berdasarkan resep kuno keluarga, Sate Ponorogo Pawon Ratu ingin mengenalkan otentisitas sate Ponorogo kepada Anda sekeluarga. Tidak hanya sate ayam, kami juga menyajikan sate kambing dengan irisan daun jeruk dan iga bakar bumbu kluwek. Silahkan coba juga gule dan tongseng kami yang harum dan mak nyuss…
SATE PONOROGO “PAWON RATU”
Sate Ayam, Kambing, Iga Bakar, Gule & Tongseng
Gerai dan Informasi Pesanan:
Jl. Radar Auri 15 –seberang Perum Auri—Cimanggis, Depok
Telp. 021-32039248
Sumber : jalanasik.com
Lihat Juga :
Soto
Seafood
Tidak ada komentar:
Posting Komentar