Senin, 18 Oktober 2010

Nasi Goreng Babat The Best punya Pak karmin

Nasi goreng babat bisa dikatakan sangat khas Semarang. Memang di kota lain sekitar Semarang juga ada nasi goreng babat, tapi sepengetahuan saya dan dari njajah ndesa milang kori alias merantau ke sana sini, nasi goreng babat yang the best tetap yang dari Semarang.... Pak Karmin....

Nama ini cukup legendaris di dunia per-nasibabat-an Semarang, termasuk jawara, walaupun belasan tahun belakangan juga banyak yang racikannya setanding atau beberapa orang bilang di sana dan di sini lebih enak. Tapi buat lidah saya, Pak Karmin tetap nomer satu....
Sejak kapan Pak Karmin menggeluti dunia perbabatan? Bahkan cucunya sendiri juga tidak tahu lagi. Yang jelas menurut penuturan sang cucu, Pak Karmin awal mulanya berjualan di “Alun-alun”, walaupun sekarang yang disebut dengan Alun-alun tidak eksis lagi. Alun-alun adalah tempat di sekitar Masjid Besar Kauman, Pasar Johar dan sekitarnya. Kira-kira seperti inilah suasana di jaman tahun 1930 – 1940’an.
Ciri khas alun-alun adalah masjid, penjara, pasar dan kantor pos. Ini merupakan foto copy dari kolonial Belanda, yang di tempat asalnya disebut plein. Yang wajib ada, gereja, kantor pos dan pasar.
Kantor Pos Besar yang nampak di foto hitam putih di atas, sampai sekarang masih berdiri tegak dan terawat dengan baik. Di kejauhan keliatan jejeran bangunan kolonial dan nampak samar-samar Jembatan Mberok. Di pinggir Jembatan Mberok inilah Nasi Goreng Babat Pak Karmin berada.
Sang cucu bercerita, bahwa Pak Karmin akhirnya pindah ke dekat Jembatan Mberok di sekitar tahun 50’an, sebabnya kenapa, juga tidak jelas. Yang pasti nasi goreng babat Pak Karmin sudah menembus batas ruang dan waktu selama kurang lebih tujuh dasawarsa. Hidangan sederhana, lezat dan nikmat, tapi sayangnya kadar kolesterol dan asam urat yang tidak bisa disepelekan membuat saya betul-betul harus menahan diri tidak seperti dulu lagi melahap hidangan ini.....
Selain nasi goreng babat, masih ada lagi yang disebut babat gongso. Yaitu babat yang dimasak dengan kecap manis yang banyak, tanpa nasi. Hidangan istimewa di sini memang hanya 2 saja, nasi goreng babat dan babat gongso. Babat gongso biasa untuk teman makan nasi putih hangat. Itulah beda antara nasi goreng babat dan babat gongso.
Hidangan sederhana jika ditekuni dan digeluti dengan passion, akan menjadi kuliner khas, kuliner lintas waktu, lintas generasi yang bertahan menembus jaman. Lihat saja ingredient yang begitu sederhana, babat, berbagai macam, mau babat, iso, sumping, jantung, dsb. Kemudian bawang merah dirajang, cabe, air bawang putih, dan kecap manis. Beberapa orang menambahkan pete ke dalam racikannya.
Kecap manis sendiri dipercaya, bahkan cenderung menjadi kefanatikan, bahwa merek tertentu lah yang menjadikan nasi goreng babat lezat. Bisa dikatakan bumbu utama nasi goreng babat, ya kecap manis ini.... Ada sedikitnya 2 merek yang dipercaya menjadi semacam pakem di Semarang, Mirama dan Piring Lombok, di mana menurut pengamatan dan pengalaman saya, merek Mirama masih mendominasi di dunia per-nasibabat-an.
Tidaklah berlama-lama, yuk kita nikmati bersama Nasi Goreng Babat Pak Karmin....
(makanenak)
table8, burger, tamani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar